ILMU BUDAYA DASAR


ILMU BUDAYA DASAR



NAMA : DESSY NOPYANTI AMRULLOH

NPM  : 11219677

KELAS : 1EA01

 





BAB I

ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI MATA KULIAH DASAR UMUM






1.1      PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR


Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya,  lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar,  yaitu :
1.      Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince )
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100% benar dan 100% salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.

2.      Ilmu-ilmu Sosial ( social scince )
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dan sebagainya.

3.      Pengetahuan Budaya ( the humanities )
Pengetahuan Budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai hiding keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik,dan lain-lain. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu Budaya Dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.



1.2      PERBEDAAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN ILMU SOSIAL LAIN


o   Ilmu Sosial Dasar adalah Pengetahuan yang mengkaji masalah-masalah sosial, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan teori-teori (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-lmu sosial seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah. Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu usaha yang dapat diharapkan memberikan pengetahuan umum dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial agar daya tanggap (tanggap nilai), persepsi dan penalaran kita dalam menghadapi lingkungan sosial dapat ditingkatkan , sehingga kepekaan kita pada lingkungan sosialnya menjadi lebih besar
Ilmu Sosial Dasar meliputi dua kelompok utama, yaitu studi manusia dan masyarakat dan studi lembaga sosial. Yang terutama terdiri atas psikologi, sosiologi, dan antropologi, sedang yg kemudian terdiri atas ekonomi dan politik. Sasaran Studi ISD adalah aspek2 yg paling dasar yg ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan masalah2 yg terwujud dari padanya.
o   Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
            Dari pembahasan diatas, kita akan dapat menyimpulkan perbedaan antara Ilmu Sosial Dasar dengan Ilmu Budaya Dasar dengan singkat yaitu Ilmu Sosial Dasar mempelajari tentang sikap dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lainnya, serta sikap dan tingkah laku manusia lainnya terhadap dirinya maupun manusia tersebut dengan dirinya sendiri sedangkan Ilmu Budaya Dasar mempelajari tentang masalah kemanusiaan dan budaya yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing zaman dan tempat dalam melihat dan menanggapi lingkungan dengan adanya kesamaan dan perbedaan yang diekspresikan dalam bentuk & corak ungkapan pikiran, perasaan, dan tingkah laku serta hasil kelakuannya.


1.3      RUANG LINGKUP  ILMU BUDAYA DASAR


Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
1.Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
2.Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan adalah :
1.Manusia dan cinta kasih
2.Manusia dan Keindahan
3.Manusia dan Penderitaan
4.Manusia dan Keadilan
5.Manusia dan Pandangan hidup
6.Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
7.Manusia dan kegelisahan
8.Manusia dan harapan




1.4            TUJUAN


Penyajian mata kuliah Ilmu budaya Dasar sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri. Berpijak dari hal diatas, tujuan utama mata kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1.      Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
2.      Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3.      Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4.      Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain.    Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.

Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD secara umum adalah Pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap, persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat diperluas.


BAB II

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN




2.1      PENGERTIAN MANUSIA

           
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia adalah mahluk yang luar biasa kompleks. Kita merupakan paduan antara mahluk material dan mahluk spiritual. Dinamika manusia tidak tinggal diam karena manusia sebagai dinamika selalu mengaktivisasikan dirinya.

 Pengertian Manusia Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

Ø  NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.

Ø  ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana”.

Ø  UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau badan fisik.

Ø  SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan lebar.

Ø  KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak dinyatakan.

Ø  I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa.

Ø  OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.

Ø  ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.

Ø  PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.


2.2      PENGERTIAN KEBUDAYAAN


            Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Secara etimologis kebudayaan jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta  berasal dari kata  budhayah”  yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere.  yang berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai "segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tcmpat tinggalnya:, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya  ". Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan  pengalaman yang  dipelajari,  mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang  merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.
Dua  orang  antropolog  terkemuka  yaitu  Melville  J. Herkovits  dan   Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di  dalam  masyarakat  ditentukan  adanya oleh  kebudayaan  yang  dimiliki  masyarakat  itu. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang  superorganic,  karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi hidup terus. Walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.  Pengertian kebudayaan  meliputi bidang yang luasnya seolah-olah tidak ada batasnya. Dengan demikian sukar sekali  untuk mendapatkan pembatasan pengertian  atau definisi yang tegas dan terinci yang mencakup segala sesuatu yang seharusnya termasuk dalam pengertian tersebut. Dalam pengertian  sehari-hari istilah  kebudayaan sering diartikan  sama dengan kesenian,  terutama seni  suara dan seni tari.
Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik  yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi. maupun yang non-material, scpcrti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
-          Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
-          Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
-          Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
-          Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat

Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang meliputi:
b.kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
c.Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.
2.Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.3      UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN


Untuk lebih  mendalami kebudayaan, perlu  dikenal beberapa masalah  lain  yang menyangkut kebudayaan.  Misalnya apa yang disebut dengan unsur.  Yang dimaksud dengan unsur disini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar penjumlahan  unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri  dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpanya Majelis Permusyawaratan Rakyat disamping unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lain-lainnya  yang dijual di pinggir jalan.
Beberapa orang sarjana, telah mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan, misalnya  Melville  J.  Herkovits  mengajukan  pendapatnya tentang  unsur  kebudayaan. Dikatakannya bahwa hanya ada empat unsur dalam kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuatan politik. Sedangkan Bronislaw Malinowski mengatakan bahwa unsur-unsur itu  terdiri dari sistem  nonna,  organisasi  ekonomi, alat-alat atau lembaga  ataupun petugas pendidikan, dan organisasi  kekuatan.
C. Kluckhohn  di  dalam  karyanya   berjudul   Universal   Categories  ofCulture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal,yaitu :

1.     Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk manusia  sebagai  homo religieus.  Manusia  yang memiliki ran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar.  Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang  menjadi agama.

2.    Sistem organisasi  kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal. maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja  sama untuk meningkatkan kesejahteraan  hidupnya.

3.     Sistem pengetahuan.
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens.  Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat-  ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
4.         Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi. Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia  secara umum terns meningkat

5.    Sistem  Teknologi  dan  Peralatan.
Merupakan produk dari manusia  sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya  itulah manusia  dapat  lebih  mampu  mencukupi   kebutuhannya  daripada  binatang

6.       Bahasa.
Merupakan produk  dari  manusia  sebagai  homo  longuens.  Bahasa  manusia  pada mulanya  diwujudkan dalam  bentuk tanda (kode) yang kemudian  disempumakan dalam bentuk  bahasa  lisan,  dan akhimya  menjadi  bentuk  bahasa  tulisan.

7.     Kesenian.
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Setelah manusia dapat mencukupi  kebutuhan  fisiknya, maka dibutuhkan  kebutuhan  psikisnya  untuk dipuaskan. Manusia  bukan  lagi semata-mata  memenuhi  kebutuhan  isi perut saja, mereka juga  perlu pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya  dapat dipenuhi  melalui kesenian.

Cultural-universal  tersebut,  dapat  dijabarkan  lagi  ke  dalam  unsur-unsur yang  lebih kecil. Disebut kegiatan-kegiatan kebudayaan  atau cultural activity Contoh cultural universal pencaharian hidup  dan  ekonomi,  antara lain mencakup  kegiatan-kegiatan seperti  pertanian, peternakan,  sistem produksi,  sistem distribusi, dll. Cultural activity dapat dibagi  lagi menjadi unsur-unsur yang  lebih kecil  lagi  yang  disebut  trait-complex.Misalnya kegiatan  pertanian menetap  meliputi  unsur-unsur  irigasi,  sistem  pengolahan  tanah  dengan  bajak,  sistem  hak milik  atas tanah,  dan  lain  sebagainya.  Selanjutnya  trait-complex   mengolah   tanah  dengan bajak,   akan  dapat   dipecah-pecah  ke  dalam  unsur-unsur  yang  lebih  kecil  lagi,misalnya hewan-hewan  yang  menarik  bajak,teknik mengendalikan bajak,  dan  seterusnya.  Akhimya sebagai unsur kebudayaan  terkecil yang membentuk trait, adalah items contoh, alat bajak terdiri dari gabungan  alat-alat atau bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan,  akan tetapi  pada hakekatnya merupakan  suatu kesatuan.
Masalah  lain yang juga penting tentang kebudayaan  adalah wujudnya.  Pendapat  umum mengatakan, bahwa kebudayaan dapat dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah  (material)  dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual)  dengan  ciri dapat  dirasa  saja.

 

2.4      WUJUD KEBUDAYAAN


Menurut  dimensi  wujudnya,  kebudayaan  mempunyai  tiga wujud  yaitu

1.      Kompleks  gagasan.  konsep,  dan pikiran  manusia  :
Wujud  ini disebut  sistem  budaya,  sifatnya  abstrak,  tidak  dapat  dilihat,  dan  berpusat  pada kepala-kepala manusia  yang menganutnya,  atau dengan  perkataan  lain,  dalam  alam  pikiran warga  masyarakat dimana  kebudayaan  bersangkutan  hidup.  Kalau  warga  masyarakat tadi menyatakan gagasan  mereka dalam tulisan, maka lokasi dari kebudayaan  ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat  yang bersangkutan Sekarang  kebudayaan  ideal juga banyak tersimpan dalam disk, arsip, koleksi micro  film dan microfish.

2.    Kompleks  aktivitas  :
Berupa  aktivitas  manusia  yang  sating  berinteraksi,  bersifat  kongkret,  dapat  diamati  atau diobservasi. Wujud ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dariaktivitas-aktivitas  rnanusia-manusia  yang berinteraksi,  berhubungan,  serta bergaul  satu dengan  yang  lain dari detik  ke detik,  dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun,  selalu menurut  pola-pola  tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.  Sebagai rangkaian aktivitas manusia dalam masyarakat. sistem sosial bersifat konkret, terjadi disekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi, difoto dan didokumentasi.

3.    Wujud  sebagai  benda  :
Aktivitas  manusia  yang  sating  berinteraksi  tidak  lepas  dari berbagai  penggunaan  peralatan  sebagai  hasil  karya  manusia  untuk  mencapai  tujuannya.  Aktivitas  karya  manusia  tersebut menghasilkan  benda  untuk  berbagai  keperluan  hidupnya.  Kebudayaan  dalam  bentuk  fisik yang kongkret bisa juga  disebut kebudayaan  fisik.  mulai  dari benda yang diam sampai  pada benda  yang bergerak.

Ketiga wujud dari kebudayaan tadi. dalam kenyataan kehidupan masyarakat  tak terpisah satu  sama  lain.  Kebudayaan   ideal  dan  .adat  istiadat  mengatur dan  memberi  arah  kepada tindakan-tindakan dan  karya  manusia.  Baik pikiran-pikiran dan  ide-ide  .  maupun  tindakan dalam karya manusia. menghasilkan benda-benda kebudayaan fisiknya. Sebaliknya. kebudayaan fisik membentuk  suatu lingkungan hidup tertentu yang makin lama makin menjauhkan  manusia  dari  lingkungan  alamiahnya  sehingga  mempengaruhi  pula  pola-pola  perbuatannya. bahkan juga  cara berpikirnya.


2.5      KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN


Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah :   manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kcbudayaan mcrupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah  sesederhana  itu  hubungan  keduanya?
Dalam sosiologi manusia dan kcbudayaan dinilai sebagai dwi tunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbcda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa  keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Conroh sedcrhana  yang dapat kita lihat  adalah hubungan  antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan,  Pada saat awalnya  peraturan  itu  dibuat oleh manusia,  setelah peraturan  itu jadi  maka manusia  yang membuatnya  harus patuh kepada  peraturan  yang dibuatnya  sendiri itu.   Dengan   demikian  dapat  disimpulkan  bahwa  manusia   tidak  dapat  dilepaskan  dari kebudayaan, karena  kebudayaan  itu  merupakan  perwujudan  dari  manusia  itu sendiri.  Apa yang  tercakup  dalam  satu kebudayaan  tidak akan jauh menyimpang dari kemauan  manusia  yang  membuatnya.
Dari  sisi lain, hubungan  antara manusia  dan kebudayaan  ini  dapat  dipandang  setara dengan hubungan  antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya  saling  terkait  satu sama  lain. Proses dialektis  ini  tercipta  melalui  tiga tahap  yaitu  :
1.     Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun  dunianya.  Melalui  ekstemalisasi  ini  masyarakat  menjadi  kenyataan  buatan  manusia
2.    Obyektivasi,   yaitu  proses  dimana  masyarakat   menjadi  realitas  obyektif,  yaitu  suatu kenyataan  yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat  dengan  segala  pranata  sosialnya  akan  mempengaruhi   bahkan  membentuk perilaku  manusia.
3.    lntemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya  bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik,  sehingga  manusia  menjadi  kenyataan  yang dibentuk  oleh  masyarakat.

Apabila  manusia  melupakan   bahwa  masyarakat   adalah  ciptaan  manusia,  dia  akan menjadi  terasing  atau tealinasi
Manusia  dan kebudayaan,  atau manusia dan masyarakat,  oleh karena  itu  mempunyai hubungan  keterkaitan  yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang  ini kita tidak dapat lagi membedakan  mana  yang  lebih  awal  muncul  manusia  atau  kebudayaan.  Analisa  terhadap keberadaan keduanya  harus menyertakan  pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat  dilakukan  dengan  lebih  cermat



DAFTAR PUSTAKA


Herimanto dan Winarno. 2016. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta:  Bumi Aksara
MP. Suyadi.  1990. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta:  PT Kaninika
Muhammad Kadir. 1990. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Fajar Agung
Widoyo Nugroho. 1996.  Ilmu Budaya Dasar . Jakarta: Gunadarma


Komentar

Postingan Populer